Beberapa tahun silam, seorang pengusaha yang menyandang gelar kehormatan dari keraton Surakarta ( zaman PB XII), bermaksud membuat dua buah lukisan.
1- Lukisan pernikahannya ( tahun 60-an).
2- Lukisan keluarga pada saat ini (1985-87) lengkap beserta ke empat putra putrinya.
Beliau mengatakan, sudah memesan lukisan ini ke Basuki
Abdullah, tapi Basuki Abdullah menolak.
Setelah itu beliau mencari pelukis lain kesana kemari, tapi tak ada yang cocok, akhirnya seorang temannya mengajak ke tempat saya..
Setelah itu beliau mencari pelukis lain kesana kemari, tapi tak ada yang cocok, akhirnya seorang temannya mengajak ke tempat saya..
Beliau tunjukkan foto-foto contoh / acuan yang ingin di
jadikan lukisan tersebut.
Ada 2 (dua) pas foto lawas, 3 x 4cm hitam putih ( mungkin diambil dari buku nikah ), dan satu foto lagi (hitam
putih) beliau sedang berduaan, dari kepala sampai kaki dengan pakaian keseharian.
“Ini contoh untuk wajahnya , dan yang berduaan ini untuk
contoh perbandingan antara postur figure saya dan istri.
Berdasarkan 3 foto ini saya minta dibuatkan lukisan Pengantin Keraton Kasunanan Surakarta, basahan dengan ukuran: 2m x 1,5m.” beliau menjelaskan dengan suara dalam dan berwibawa.
Berdasarkan 3 foto ini saya minta dibuatkan lukisan Pengantin Keraton Kasunanan Surakarta, basahan dengan ukuran: 2m x 1,5m.” beliau menjelaskan dengan suara dalam dan berwibawa.
Busyeeeettt….. pantesan Basuki Abdullah menolak…!!.. teriakku
dalam hati. Cuma foto KTP , wajah thok, hitam putih 3 x 4 cm, kok minta dibuatin lukisan 2m x 1,5m kepala sampai kaki. dengan pakaian adat keraton yang penuh pernik asesori. Dan mintanya harus akurat pula..!!
Dan, masalahnya tak berhenti di situ... masih
ada lagi….
“Untuk lukisan yang ke-dua, saya minta dibuatkan lukisan
Potret Keluarga Keraton Kasunanan
Surakarta, dalam pakaian adat yang sesuai dengan pangkat / gelar saya : KRMH
(Kanjeng Raden Mas Haryo…). Ukurannya sama : 2m x 1,5m ” .. dan beliau tunjukkan lagi foto-fotonya.
Ada 6 lembar pas foto hitam putih, 3 x 4cm, dan
selembar kertas berisi catatan : Anak nomer 1: tinggi badan sekian , berat badan sekian.. ,
Anak nomer 2: tinggi badan sekian , berat badan sekian ..dan seterusnya untuk anak yang ke 3 dan ke 4..
Gilaaa… ini kerjaan bener-bener ribet banget, untuk sebagian orang
mungkin gak masuk akal.. Pantesan ter
katung-katung lama . Karena ada yang mampu tapi tak mau mengerjakan... Ada yang sangat ingin dan mau mengerjakan tapi tak
mampu.
Pak Basuki Abdullah yang pelukis besar , sibuk, banyak pesanan, tentu saja males kalau harus
repot bertele-tele mengerjakan lukisan dengan bahan super minim seperti itu..
Sementara pelukis lain yang sangat ingin mengerjakan “pesanan
besar” itu , terbentur dengan kemampuannya yang
terbatas sehingga tak mampu mengatasi masalah
: Bagaimana menjembatani jurang yang begitu lebar, antara bahan foto yang
sangat minim dengan expectasi pemesan
yang begitu sangat besar…!?
“ Eh maaf Pak.. bukankah lebih praktis kalau semua putra putri
berkumpul kemudian langsung berfoto bersama , dari pada cuma foto KTP hitam putih dengan catatan berat badan dan tinggi badan seperti ini.?? “ kucoba usul yang masuk akal.
“ Benar mas Herri, tapi sayangnya anak-anak semua sedang
sibuk studi di luar negri, di kota dan Negara yang berbeda-beda.. Mereka bisa ngumpul kalau Natal Tahun Baru, 7 bulan lagi,… Kita
butuh lukisan ini 3-4 bulan lagi untuk peresmian rumah baru..” .
Waduuh..,
habis sudah ideku.. Aku hanya ingat lagu Elvis Presley : “ Its Now or Never”. Jujur
, saat itu aku blank, belum ada ide apapun.
Hanya dorongan hati yang sangat kuat, yang membuatku berkata “ OK, saya sanggup Pak..”
Benar kata orang : keberanian mendatangkan keajaiban. Begitu
saya berani bilang “OK”, Tuhan seperti
menunjukkan jalan . Saya segera susun beberapa rencana dan jadwal. Saya adakan survey
dan riset tentang pakaian dan kepangkatan sampai ke dalam keraton Kasunanan, menemui Pengageng Parentah Keraton.. Selain itu juga survey tentang postur tubuh dengan
memanggil beberapa model laki maupun perempuan.
Setelah 3 Minggu aku sudah memiliki sket / drawing yang sudah siap untuk dipindahkan ke
kanvas..
Dan akhirnya, beberapa bulan kemudian dua lukisan itu selesai pada waktunya.
Menjelang saat terakhir, aku beruntung sempat menyelesaikan lukisan ini dengan kehadiran putra-putrinya, sehingga memudahkan finishingnya
Menjelang saat terakhir, aku beruntung sempat menyelesaikan lukisan ini dengan kehadiran putra-putrinya, sehingga memudahkan finishingnya
Lukisan lain yang dibuat dari foto lawas hitam putih: "Kasih Ibu"(2014)
(mohon maaf , karena privasi, foto lukisan sengaja di
croping )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tulis komentar, pertanyaan, usul / saran disini